Pupuk
Oleh Hendra Nugroho
Daftar Isi
I.Definisi Pupuk
II.Penggolongan Pupuk
III.Jenis Pupuk 
IV.Unsur Hara Makro dan Mikro Dibutuhkan Tanaman
V.Pembuatan Pupuk Organik
VI.Bahan Campuran Pupuk
Pupuk
 didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk 
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan 
pupuk yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan 
arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan 
ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam
 pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur 
hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk
 pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label  yang 
menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadang kala petunjuk
 pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting 
untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya.
 Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara 
aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat 
lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada 
terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh 
pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
 Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup 
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri 
pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos 
berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran 
ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang 
lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai 
dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik
 atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan 
cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan 
hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk 
anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk 
majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya 
satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya
 mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah
 pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan 
pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, 
beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk 
ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang
 mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut
 cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun 
dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun 
tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan 
Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran 
di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release
 ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau 
terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini
 adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman 
tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release)
 akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit 
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan
 dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan
 secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer 
atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea.
 Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk
 menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali.
 Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. 
Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk 
tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Jenis Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir
 seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau 
amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih 
cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat 
oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau 
tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan 
nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati.
a. Amonium Nitrat
Kandungan
 nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas.
 Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan 
akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat
 cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium 
nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk
 ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% 
sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya 
agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, 
sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk 
ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah 
panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk
 ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, 
dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% 
kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk
 urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi 
menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam 
air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.
2. Pupuk Sumber Fosfor 
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk
 ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna
 abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat 
sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong
 netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar.
b. Amonium Phospat
Monoamonium
 Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat memiliki 
(DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk 
merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer).
 Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya 
termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah 
tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat 
membakar karena indeks garamnya rendah.
3. Pupuk Sumber Kalium 
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O
 dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor 
berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya 
kentang, wortel dan tembakau.
b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya
 sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, 
sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar 
sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti 
tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini.
c. Kalium Nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder 
a. Kapur Dolomit
Berbentuk
 bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan 
pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. 
Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran 
butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
b. Kapur Kalsit 
Berfungsi
 untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang 
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini 
mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.
c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O,
 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk 
memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki 
kejenuhan basa pada tanah asam.
d. Kapur Gypsum
Berbentuk
 bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg. 
Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang 
ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake).
 Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar 
garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum
 tidak banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah.
e. Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)
Umumnya,
 sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis 
pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH 
tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah
 sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, 
bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi 
sulfur, tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. 
Penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).
5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat
 ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa 
hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa
 daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk.
Pupuk
 sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam 
anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut 
dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, 
Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber 
boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan 
sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium 
molibdat.
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat.
 Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti
 yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam 
bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Selain
 disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga 
disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro.
a. Pupuk Majemuk
Pemakaian
 pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas dan 
analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal,
 pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. 
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam 
dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat 
menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah
 mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi
 analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan 
variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15  dan NPK
 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 
20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi 
pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk 
mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan 
sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat 
mulai berbunga.
Dalam
 memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara 
lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan 
harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk 
majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara 
yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat 
higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi 
analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal
 tidak dapat digunakan.
b. Pupuk Daun
Daun
 memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata
 terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur 
penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. 
Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman 
tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu 
panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun 
dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang 
disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.
Sebenarnya,
 kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur 
hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena 
ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada 
pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan 
analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia 
tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya 
adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi 
perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk
 daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah 
larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam 
air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat 
disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Kentungan
 menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat
 karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak 
menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan 
aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal 
istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya 
konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus 
dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat 
diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini 
sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang 
digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan
 pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena 
bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada 
bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca 
termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah 
penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi 
efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun 
pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang 
sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh 
pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 
dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.
c. Pupuk Organik
Kandungan
 unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil 
daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih 
sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar 
daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak.
 Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya 
belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari 
pupuk organik.
- Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
- Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
- Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
- Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
- Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.
- Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.
- Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut
Pupuk Kandang
Pupuk
 kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas
 pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan 
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain.
 Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran 
cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi 
daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang 
perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk 
kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.
Dalam
 istilah pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. 
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung 
cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N 
yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak 
menimbulkan panas.
Ciri-ciri
 pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri 
fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak 
menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio
 kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya 
relatif stabil.
Kompos
Kompos
 adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh 
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh 
besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).Jika
 C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara 
sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau 
membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos 
dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan
 kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji 
memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 
10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. 
sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan 
mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu 
disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum 
terurai sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan
 unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan 
asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara 
kompos sebagai berikut.
-       Nitrogen 0,1 – 0,6%
-       Fosfor 0,1 – 0,4%
-       Kalium 0,8 – 1,5%
-       Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri
 fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, 
gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis 
tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat 
fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan
 ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang 
bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah 
dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan 
memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus.
 Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun 
berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur 
dengan seksamasebelum menggunakannya.
Mikroba
 juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi 
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah 
mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena
 faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin 
setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan 
yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan 
mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida 
terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.
Cara Aplikasi Pupuk
1.Cara Aplikasi Pupuk Kimia 
a. Larikan
Caranya,
 buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan 
pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat 
dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan,
 larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 
0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat 
langsung ditempatkan di atas tanah.Setelah itu, larikan tidak perlu 
ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah 
satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak 
seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi 
yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan 
untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan 
perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara
 ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, 
lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk
 organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata 
sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk 
menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up 
Caranya,
 pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. 
Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak 
merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, 
pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya,
 tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. 
Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk 
dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari 
penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan 
baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat 
diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk
 dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. 
Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan
 sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada
 pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga 
beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim 
tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah
 berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat 
yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik 
dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah 
diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua 
perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan 
pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan
 dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses 
penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang 
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam 
bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan 
menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan 
dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut.
- penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.
Unsur Hara Makro dan Mikro Dibutuhkan Tanaman
Untuk
 dapat tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman membutuhkan hara esensial
 selain radiasi surya(matahari), air, dan CO2. Unsur hara esensial (N, 
P, K, Ca, Mg,dan S) adalah nutrisi yang berperan penting sebagai feed 
bagi tanaman. Ketersediaan masing-masing unsur tersebut didalam tanah 
berbeda pada setiap tanaman termasuk kebutuhan micro.
- Nitrogen (N)
- Fosfor (P)
- Calium (K)
- Kalsium(Ca)
- Magnesium(Mg)
- Sulfur (S)
- Besi (Fe)
- Mangan (Mn)
- Tembaga (Cu)
- Seng (Zn)
- Molibdenum (Mo)
- Boron(Bo)
- Khlor (Cl)
- Cobalt (Co)
Disamping
 ke-14 unsur hara di atas masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan 
erat dengan tanaman, yaitu:Natrium (Na),Silikum (Si),Nikel (Ni),Titan 
(Ti),Selenium (Se) Vanadium (V),Argon (Ar),Yodium (I)
Unsur Hara Dan Fungsinya
Tiap-tiap
 unsur hara mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi proses-proses 
tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian 
singkat mengenai fungsi unsur hara bagi tanaman.
I.Nitrogen (N) 
Adalah
 unsur hara yang paling dinamis di alam. Ketersediaannya di tanah 
dipengaruhi oleh keseimbangan antara input dan output dalam sistem 
tanah.Unsur N mudah hilang dari tanah melalui volatilisasi atau 
perkolasi air tanah, mudah berubah bentuk, dan mudah pula diserap 
tanaman (Shellp 1987; Mattason dan Schjoerring 2002; Abdolzadeh et al. 
2008). Tanaman menyerap unsur N dalam bentuka monium (NH4+) dan nitrat 
(NO3-).Keberadaan NH4+ sangat dinamis karena mudah berubah bentuk 
menjadi nitrat nitrogen (NO3-) akibat proses nitrifikasi oleh organisme 
tanah (Mattason dan Schjoerring 2002; Setyorini dan Ladiyani 2008). 
Kekurangan N mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil, 
daun kuning, serta mempengaruhi penyerapan P dan K dan pembentukan 
protein (Shellp 1987; Delvian 2006).
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: NO3- NH4+
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah:
a.    Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b.   Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c.    Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d.   Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e.   Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Gejala Kekurangan Nitrogen pada tanaman
Gejala
 kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau 
muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering 
berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil,
 kekuningan, dan masak sebelum waktunya.
Kelebihan unsur hara Nitrogen (N) 
Warna
 daun terlalu hijau , tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan 
menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak 
air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan 
mudah roboh. Produksi bunga menurun.
Sumber nitrogen adalah:
a.    Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat nitrat, yang kemudian dibawa air hujan meresap ke bumi.
b.   Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c.    Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d.   Pupuk buatan seperti Urea dan ZA
II.Fosfor (P) 
adalah
 unsur hara yang tidak mudah bergerak (immobile) dalam tanah.Hara P di 
tanah tersedia dalam jumlah cukup bagi tanaman, tetapi karena sifatnya 
dinamis, bergantung pada reaksi tanah,sebagian terikat atau terfiksasi 
oleh oksida dan mineral liat membentuk Al, Fe, dan Ca-P atau oleh bahan 
organik (Tisdale et al.
1985;
 Wien 1997). Kekurangan P menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat 
akibat terganggunya perkembangan sel dan akar tanaman, metabolisme 
karbohidrat,dan transfer energi (Marshner1986; Delvian 2006).
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: H2PO4- HPO4–
Peran fosfor dalam tanaman adalah:
Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat
 serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan 
menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
Gejala kekurangn Fosfor pada tanaman
a.Gejala
 kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama 
tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi).
 
b.Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. 
c.Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
d. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
e. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
d. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
e. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
Kelebihan unsur hara Fosfor (P)
Kelebihan
 P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi 
(Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak 
terlihat secara fisik pada tanaman.
III.Kalium (K)
sebagai
 unsur hara esensial agak mobil seperti N. Cadangan K dalam tanah cukup 
banyak. Pada jerami padi,kandungan K mencapai 80% (Tandon dan Kimmo 
1993; Makarim 2007). Meski hanya sebagian kecil K tersedia yang dapat 
dimanfaatkan oleh tanaman, hara K mudah bergerak, terlindi, dan terikat 
oleh permukaan koloid tanah. Kekurangan K mempengaruhi sistem perakaran,
 tunas, pembentukan pati, dan translokasi gula (Wien 1997; Barker dan 
Pilbean 2006).Hara Ca dan Mg merupakan unsure makro sekunder yang sering
 terlupakan pengelolaannya dalam usaha tani. Unsur tersebut tersedia di 
tanah dan berkurang akibat intensifnya pengelolaan lahan untuk produksi 
tanaman (Suwandi 1982,1984). Kekurangan Mg pada tanaman mengganggu unsur
 penyusun klorofil daun,yang ditandai oleh warna kuning diantara 
tulang-tulang daun yang menua (Tisdale et al. 1985; Tandon dan Kimmo 
1993; Wien 1997). Gejala tanaman yang kekurangan Ca yaitu terhambatnya 
pertumbuhan pucuk (titik tumbuh), kemudian pertumbuhan tanaman kerdil 
dan mati (Marshner 1986; Baker dan Pilbean 2006).
Diambil dan diserap tanaman dalam bentuk: K+
Fungsi kalium bagi tanaman adalah:
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Gejala kekurangan Kalium Pada Tanaman
Gejala
 kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua 
meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi 
bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak 
bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, 
kualitas jelek dan tidak tahan simpan.
Defisiensi/kekurangan
 Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang 
ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daun
Daun
 tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan 
banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. 
Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah 
tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), 
berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya 
di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas 
dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b. Batang
Batang
 tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan 
kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah 
rebah
c. Akar
c. Akar
Pertumbuhan
 akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek,
 dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang 
dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan
 akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya
 akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang 
tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan 
rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur 
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase 
bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
Sumber-sumbernya adalah:
a.   Beberapa jenis mineral
b.   Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c.   Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d.   Pupuk buatan seperti KCl dan ZK.
e.   Abu tanaman, misalnya abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O.
IV.Kalsium (Ca)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme.
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau      suasana keasaman tanah.    
f. Kalsium adalah untuk menyusun klorofil. 
g. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, 
i. serta mempergiat sel meristem.
Gejala Kekurangan Kalsium pada tanaman
a.
 Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung 
dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini 
menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada 
beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
Kelebihan unsur hara Kalsium (Ca)
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.
V.Magnesium (Mg)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman adalah:
a.   
 Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil. Merupakan penyusun 
utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan 
karbohidrat
b.   Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut organic pyrophosphatse dan carboxy peptisida.
c.    Berperan dalam pembentukan buah.
d.Berfungsi untuk transportasi fosfat.
e.menciptakan warna hijau pada daun.
Gejala Kekurangan Megnesium pada tanaman
a.
 Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
 antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap 
berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur 
berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b.
 Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak 
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi 
coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali
Kelebihan unsur hara Magnesium (Mg) Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
Sumber-sumber magnesium adalah:
a.    Batuan kapur (dolomit limestone) CaCO3MgCO3.
b.   Garam Epsom (epsom salt) MgSO4  7H2O
c.    Kleserit MgSO4  H2O
d.   Magnesia MgO
e.   Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 —— Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2 —— panas —— Mg O + H2O
f.     Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g.    Magnesit MgCO3
h.   Karnalit MGCl2KCl  6H2O
i.     Basic Slag.
j.     Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium).
VI. Belerang (S)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman adalah:
a.Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
b.Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
c.   Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine.
d.    Membantu pertumbuhan anakan produktif.
e.   Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain.
f.   Membantu pembentukan butir hijau daun.
Gejala Kekurangn Belerang pada tanaman
a.
 Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan 
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap 
keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi 
berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
Sumber-sumber belerang adalah:
a.    Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
b.   Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat.
VII. Besi (Fe)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Gejala
 kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi, lembaran daun 
menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi racun bagi 
tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan 
normal tanaman berkisar 40-250ppm
Fungsi hara besi bagi tanaman adalah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil).
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein.
c. Zat besi terdapat dalam enzim catalase, peroksidase, prinodic hidroginase dan cytohrom oxidase.
d. berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan
e. selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman
f. pembentuk beberapa enzim.
Gejala Kekurangan Besi pada tanaman
kekurangan
 zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada 
bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan 
tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe 
dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat
 alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang 
tanahnya banyak mengandung kapur.
a.
 Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara 
setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, 
sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya 
tidak mati.
b.
 Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna 
hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih.
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan.
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
Kelebihan unsur hara Besi (Fe)
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
Sumber-sumber besi adalah:
a.    Batuan mineral Khlorite dan Biotit.
b.   Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
VIII. Mangan (Mn)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi mangan bagi tanaman adalah:
a.  Untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C.
b.  Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
c.  Berperan sebagai enzim peroksidase dan sebagai aktivator macam-macam enzim.
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.
e. Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis
Gejala Kekurangan Mangan pada tanaman
a.
 Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara 
setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning
 yang selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi.
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi.
d.
 Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran 
tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, 
tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
Sumber-sumber mangan adalah:
a.   Batuan mineral Pyroluste Mn O2.
b.   Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3.
c.   Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3.
d.   Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
IX. Tembaga (Cu)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi tembaga bagi tanaman adalah:
a.    Diperlukan dalam pembentukan enzim, seperti ascorbic acid oxydase, lacosa, butirid coenzim a. dehidrosenam.
b.   Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil).
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a.
 Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan 
kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula 
menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati.
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati.
c.
 Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun 
berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan 
mati, buah kecil dan berwarna coklat.
d.
 Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna 
coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
X. Seng (Zn)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi hara seng bagi tanaman adalah:    
a.    Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
b.   Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
c.    Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah.
Gejala Kekurangan Seng/Zincum (Zn) Pada tanaman
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
- Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya.
- Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun.
- Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
 
 b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu 
adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah 
menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau.
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau.
d.
 Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, 
mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya
 hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan 
polong sedikit.
Kekurangan
 unsur ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal 
kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan .   
Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena 
bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil.
Dalam tanah, seng terdapat dalam bentuk:
a.    Sulfida Zn S
b.   Calamine Zn CO3
XI. Molibdenum (Mo)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi hara molibdenum bagi tanaman adalah:
a.  Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa.
b.  Sebagai katalisator dalam mereduksi N.
c.  Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran.
d.  Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino.
e.
  Berperan sebagai pengikat nitrogen  yang bebas diudara untuk 
pembentukan protein dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri 
bintil akar tanaman. 
Gejala
 kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung 
seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan 
akhirnya mati sehingga  pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo 
dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 
0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka 
kekurangan Mo.
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2.
XII.Boron (Bo)
Boron
 dalam tanah terutama sebagai asam borat (H3BO3) dan kadarnya berkisar 
antara 7-80 ppm. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari
 kadar total boron dalam tanah.  Boron ditransportasikan dari larutan 
tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.  Selain 
itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik.  Boron juga 
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi 
isomorfik dengan Al3+ dan Si4+.  Mineral dalam tanah yang mengandung 
boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(Bo)2Si4O2)O20 yang mengandung 
3%-4% boron.   Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen 
yang telah mengalami metomorfosis.  Mineral lain yang mengandung boron 
adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit 
(NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat.  Boron diikat kuat oleh mineral tanah, 
terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3) (Athiqa, 2009). 
Unsur
 boron hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, 
tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup 
serius, seperti antara lain: Pada bagian daun, terutama daun-daun yang 
masih muda terjadi klorosis secara setempat-setempat pada permukaan daun
 bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. 
 Jaringan-jaringan daun mati.  Daun-daun baru yang masih kecil-kecil 
tidak dapat berkembang, sehingga pertumbuhan selanjutnya kerdil. 
 Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam atau cokelat.  Pada bagian buah 
terjadi penggabusan, sedangkan pada tanaman yang menghasilkan umbi, 
umbi-umbinya kecil-kecil yang terkadang penuh dengan lubang-lubang kecil
 berwarna hitam, demikian pula dengan bagian akar-akarnya (Sutejo, 
2002).
Menurut
 Wijaya (2008) defisiensi Boron (B) akan menurunkan mutu blomkhol dan 
umbi beet.  Sedangkan menurut Agromedia (2007) tunas pucuk mati dan 
berwarna hitam, lalu muncul tunas samping, tetapi tidak lama akan mati. 
Daun mengalami klorosis di mulai dari bagian bawah daun, lalu mengering.
  Daun yang baru muncul kerdil dan akhirnya mati, daun tuanya berbentuk 
kecil, tebal dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat dengan ruas cabang 
pendek. 
Kekurangan
 boron pada beberapa komoditas menunjukkan gejala yang jelas, misalnya 
warna buah yang pucat, kulit buahnya retak dan rasanya seperti gabus. 
 Sangat disarankan aplikasi pupuk Boron melalui tanah, kecuali untuk 
tanaman yang telah mendapatkan program penyemprotan secara rutin. 
  Keracunan dapat menjadi masalah yang sangat serius jika jumlah boron 
terlalu berlebihan (Novizan, 2005). 
Boron
 diserap oleh tanaman dalam bentuk borik accid dan di dalam tanaman juga
 berada dalam bentuk yang sama.  Mengenai mekanisme penyerapan apakah 
diserap secara aktif maupun pasif masih belum diketahui dengan pasti 
(Wijaya, 2008).
Boron
 yang diserap tanaman akan membentuk senyawa yang tidak dapat ditukar 
pada dinding sel dan plasma sel, sehingga bersifat tidak mobil.  Karena 
sifat yang tidak mobil maka boron tidak dapat diretranslokasikan dari 
organ tua menuju organ muda. 
Boron
 sebagai unsur yang bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam 
tubuh tanaman, pengisapan unsur kalsium dan perkembangan bagian-bagian 
tanaman yang tumbuh aktif.  Boron dalam tanah ada tiga bentuk, yaitu (1)
 senyawa silikat, (2) terikat mineral lempung dan seskuioksida, dan (3) 
senyawa organik.  Dalam silikat, boron memasuki struktur inti melalui 
substitusi isomorfik terhadap ion Al3+ dan Si4+.  Mula-mula boron dalam 
bentuk ini relatif resisten. Tanah yang kadar bahan organiknya tinggi 
umumnya kadar boronnya juga tinggi (Rosmarkam dan Nasih, 2002). 
Boron
 mendorong terbentuknya lignin, selulosa, hemiselulosa, dan pektin 
sehingga mendorong terbentuknya dinding sel yang stabil.  Sebaliknya 
bila tanaman mengalami defisiensi B maka tanaman akan cenderung 
mensintesis phenol, permeabilitas membran akan berkurang, dan aktivitas 
enzim yang terdapat pada membran sel akan menurun (Schiling, 2000). 
Boron
 bersifat esensial bagi tumbuhan.  Boron di dalam tanah berasal dari 
pelapukan Glimer dan Turmalin menjadi asam borat (H3BO3) yang terlarut 
di larutan tanah.  Dalam bentuk ini juga diserap oleh tanaman dengan 
mengikuti aliran air menuju akar.  Transportasi boron di dalam pembuluh 
angkut bergerak mengikuti aliran masa air yang kecepatannya ditentukan 
oleh kecepatan transpirasi tanaman (
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi boron bagi tanaman adalah:
a.    Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman.
b.   Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan.
c.   
 Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh 
pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar.
d.   Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca).
e.   Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit.
Boron dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a.    Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b.   Borax Na2 Bo4 O2 10H2O
XIII. Khlor (Cl)
Diambil
 dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl- keberadaannya tidak 
dihasilkan dari metabolisme tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan 
pengaturan tekanan osmosis didalam sel tanaman.
Gejala kekurangan Khlo(CI) pada tanaman
a .biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning.
b.
 Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama 
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna 
tembaga
c. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
c. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
Fungsi khlor bagi tanaman adalah:
a.  Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran.
b.  Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman.
c.   Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal.
d.  Klorin diperlukan untuk osmosis dan keseimbangan ionik sel bagian dari regulasi energi
e.  Mendujkung peran dalam fotosintesis
Kekurangan unsur hara Klorida (Cl) pada tanaman
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
XIV. Cobalt (Co)
Untuk
 Fiksasi nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat 
digantikan perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo).
kelebihan kobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen dari pada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
kekurangan Colbat (Co)
Mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen
Disamping ke-16 unsur hara di atas masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman, yaitu:
1.Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Kelebihan Natrium pada Tanaman
a.Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion padatumbuhan. 
b.Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K.
c.Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
d. Sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk membuka dan menutupnya stomata. 
Kekurangan Natrium pada Tanaman
Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
2.Silikum, Silicon ( (Si)
Tanaman
 rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang 
menyerap Si.Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam 
tanaman lebih besar jumlahnya.slikum atau silicion Tersimpan dalam 
dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku atau elastic
Kelebihan Silica(silicon)pada tanaman
Si
 dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan
 menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai 
komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut 
menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman 
toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh 
jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
Kekurangan Silica(silicon)pada tanaman 
a. daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar matahari, sehingga produktivitas tanaman rendah, 
b. penguapan air dari permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu atau peka terhadap kekeringan,
c. daun dan batang menjadi peka terhadap serangan hama dan penyakit, 
d. tanaman mudah rebah,
e.
 kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah terkena hama dan penyakit 
sehingga hasil optimal tanaman tidak tercapai, kestabilan hasil rendah 
(fluktuatif) dan mutu produk rendah
f.Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
f.Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
Silika mempunyai peranan penting untuk tanaman padi, tebu, jagung dan tanaman lain yang bersifat akumulator silika dalam hal : 
1) meningkatkan hasil produksi tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit; 
2) meningkatkan efisiensi dan translokasi hasil fotosintesis; 
3) memperkuat akar tanaman serta meningkatkan root oxidizing power yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap keracunan Fe, Al, dan Mn; 
4) diprediksi dapat menurunkan penggunaan pupuk fosfat dan urea hingga lebih dari 50 % dosis standar; 
5) memperkuat batang tanaman sehingga dapat mengurangi kerobohan; 
6) menekan laju transpirasi sehingga efisien dalam menggunakan air dan lebih tahan terhadap kekeringan; serta 
7) menetralkan pH tanah di Indonesia yang cenderung bersifat asam karena pemberian urea dan pestisida.
Pola
 pengembalian unsur hara silika ke dalam tanah yang umum dilakukan di 
pertanian Indonesia biasanya dengan memanfaatkan jerami setelah panen 
berupa kompos jerami maupun sekam padi.
Di
 Luar negeri, penggunaan pupuk Si sudah sangat intensif, ada yang 
diberikan sebagai kapur yang mengandung Si dan Ca, atau sebagai pupuk Si
 komersial seperti gel silika dan fused magnesium silikat. Beberapa pupuk Si telah dijual secara komersial di luar negeri seperti kalsium silikat slag, fuse magnesium fosfat, kalium silikat, porous hydrate kalsium silikat, dan silika gel.
 Sumber-sumber pupuk silika tersebut belum banyak dikenal dan tersedia 
di Indonesia. Selain itu, beberapa jenis pupuk silika yang sudah ada 
dipasaran dunia tersebut masih mempunyai beberapa kelemahan, pupuk 
silika jenis kalsium silikat, magnesium silikat dan kalium silikat 
bersifat basa, sehingga jika sering digunakan akan meningkatkan nilai pH
 tanah menjadi basa yang bisa berdampak pada turunnya produktivitas 
tanaman. Sedangkan pupuk silika jenis silika gel, fly ash
 dan terak baja mempunyai kelemahan pada waktu penyerapan silika oleh 
tanaman tersebut. Hal ini karena pupuk silika jenis ini mengandung 
silika dengan ukuran partikel yang cukup besar, sehingga proses 
pemecahan/pelapukan partikel oleh lingkungan membutuhkan waktu yang 
cukup lama.  
3.Nikel (Ni)
Unsur
 ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil 
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.Pada tanaman Keras/tumbuhan 
tingkat tinggi sebagai aktivasi urease (enzim yang berperan dalam 
metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea). Pada tanaman tingkat
 rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim. Perannya dapat digantikan 
dengan  Seng (Zn) dan Besi (Fe).
Kelebihan Nikel pada tanaman
a.Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. 
b.Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. 
c.Benih perlu nikel untuk berkecambah. 
d.Tanaman
 tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat 
kekurangan sekitar saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi
Kekurangan Nikel pada tanaman
Kekurangan Nikel pada tanaman
 Gagal untuk menghasilkan benih yang layak
4.Titan (Ti)
Unsur
 Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula 
dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan 
fiksasi menjadi lebih meningkat.
5.Selenium (Se)
Jumlah
 yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi 
menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
6.Vanadium (V)
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7.Argon (Ar)
Unsur
 Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan 
perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada 
tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah 
persawahan.
8. Yodium (I)
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
9.Potassium(po)
Kekurangan
 unsur Po (Potassium) Bagian tepi daun awalnya menguning diikuti dengan 
munculnya bintik coklat (nekrotik) yang menandakan sel jaringan mati. 
Kemudian bintik meluas sepanjang tepi daun berwarna coklat dengan tepi 
gelap (jaringan daun mati) yang kelilingi oleh warna kuning (lapisan sel
 daun yang belum mati) Bagian pertulangan daun tetap berwarna hijau
Cara Membuat Kompos
Gambar dimabil dari situs di google
Kompos
 merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan 
maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme 
pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun 
makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh 
bagi tanaman.Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara 
membuat kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob 
(tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya 
hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.
Cara Membuat Kompos Metode Aerob
Proses
 pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan 
sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok 
untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai 
perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), 
kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan 
leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila 
kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.
Cara
 membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih 
untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan 
seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. 
Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu 
dan kelembabannya. Berikut ini cara membuat kompos aerob:
- Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.
- Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.
- Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
- Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
Searah
 jarum jam: (1) Pemilihan lokasi pengomposan, (2) Membuat bak/kotak 
kayu, (3) Menyeleksi dan merajang bahan baku, (4) Memasukkan bahan baku 
baku kedalm bak kayu.
Siram
 bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan
 kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan 
starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. 
Setelah itu, naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi 
bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 
meter.
Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC,
 biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk 
membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses 
pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh 
mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut 
mati, kompos akan lebih lama matangnya.
Setelah
 hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme 
dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC
 dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan 
membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos 
dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya
 kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga
 melindungi kompos dari siraman air hujan.
Cara
 membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak 
kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping 
tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas 
kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos 
di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah 
kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik 
semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai
 proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban 
melebihi batas yang ditentukan.
Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC,
 warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan 
proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
Secara
 teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun 
kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan 
dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang 
dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, 
tidak berbau.
Untuk
 memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar 
bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. 
Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.
Searah
 jarum jam: (1) Penyiraman dan penambahan dekomposer, (2) Proses 
penumpukkan kompos, (3) Merapihkan tumpukan, (4) Pembalikan kompos
Proses
 pembuatan kompos aerob cocok untuk memproduksi kompos dalam jumlah 
besar. Untuk melihat lebih jauh tentang cara membuat kompos dengan 
metode aerob, silahkan tonton video tutorial berikut ini:
Cara membuat kompos metode anaerob
Cara membuat kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter)
 untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari 
mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat,
 seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis 
inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, dll. Apabila 
tidak tersedia dana yang cukup, 
Bahan
 baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai 
perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya 
adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang 
diperlukan untuk membuat kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, 
tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan. 
 Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%. Berikut tahapan cara membuat kompos dengan proses anaerob.
Siapkan
 bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak 
terdiri dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara
 lain, hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran
 ayam, kotoran kambing, dll. Rajang bahan tersebut hingga halus, semakin
 halus semakin baik.Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, 
campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan 
selama 24 jam.
Ambil
 terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang 
halus di atas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk
 menambah nilai perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 
yang telah diencerkan tadi. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada 
kisaran 30-40%, apabila kurang lembab bisa disemprotkan air.
Siapkan
 tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah 
dicampur tadi. Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari 
untuk menjalani proses fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi
 akan berkisar 35-45oC.Setelah empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan dengan baunya yang harum seperti bau tape.
Cara Membuat Pupuk Organik Alami
Pupuk KCL Cair 
Bahan:
- Air
- Sabut kelapa secukupnya
3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)
Cara pembuatan
Masukkan
 sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut
 kelapa berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. 
Biarkan drum tertutup selama 2 minggu. Setelah air berubah menjadi 
berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut 
kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat
 ditambah air sehingga air berwarna jernih.
Cara penggunaan: Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.
Fungsi:Batang
 dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna
 cerah. Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis.
EM 4 / Mikroorganisme Nabati
Bahan:
1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas atau jeruk atau mangga)
1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas atau jeruk atau mangga)
2. Tetes / legen / nira kelapa / gula pasir yang diencerkan seperti tetes
Cara Pembuatan:
Buah
 yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, 
kemudian diambil air buahnya dengan cara disaring, lalu air sari buah 
ini dicampur dengan tetes.
Perbandingannya adalah 1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes).
Cara penggunaannya:
Perbandingannya adalah 1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes).
Cara penggunaannya:
1 sendok makan cairan mikro organisme nabati dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan pada:
- Pembuatan Kompos / Bokashi
- Tanaman padi, palawija ataupun sayuran
Fungsi:
Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada di
dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.
Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada di
dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.
Perangsang Buah I
Bahan:
1. EM 4 1 liter
1. EM 4 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan
 dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
 Aturan penggunaan:Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5
 liter air, lalu disemprotkan. 
Fungsi
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Perangsang Buah II
Bahan:
1. Susu segar mentah 1 liter
1. Susu segar mentah 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
Fungsi:
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Pupuk Dari Bahan Daun / Buah
Bahan:
1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
2. Gula jawa ¼ kg
3. Susu murni segar ½ gelas
Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.
Kegunaan: Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.
Kegunaan: Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.
EM 4 / Mikroorganisme Nabati (dari batang pisang)
Bahan:
1. Batang / pelepah pisang 1 kg
2. Tetes tebu / legen 1 kg
3. Tempayan keramik
Cara Pembuatan:
Batang
 / pelepah pisang diparut atau dipotong-potong lembut (jangan 
dicincang). Lalu dicampur dengan ¾ tetes tebu atau legen. Masukkan ke 
dalam tempayan sampai padat, kemudian tambahkan sisa tetes / legen ke 
tempayan hingga merata. Tutup rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan 
jauh dari sinar matahari selama 2 minggu.
Penggunaan: Sebagai pupuk daun dengan perbandingan 1 cc EM 4 : 1000 cc air dengan cara disemprotkan.
Pupuk Organik Nitrogen 
Bahan
• Azzola
• Tumbuhan kacang-kacangan
• Jerami (daun hijau)
• Kotoran hewan
Fungsi:
• Menghijaukan daun
• Menghijaukan daun
• Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda
Pupuk Organik Fosfat
Bahan 
• Ampas tebu
• Kotoran hewan(pupuk kandang) 
• Sampah organic
• Kompos
• Azzola
• Abu dapur
Fungsi:
• Memperkuat akar dan batang
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah
• Menjadikan rasa buah lebih manis
Pupuk Sumber Kalium
Bahan
• Pelepah / batang pisang
• Kotoran ayam
• Urine kambing, kelinci
• Abu kayu
• Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain
Fungsi:
• Memperkuat akar dan batang
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
• Membuat biji / bulir menjadi bernasi
• Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis
Urine (Pupuk Cair) 
Bahan:
• 100 liter urine
• 100 liter urine
• 300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir
• 0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari
Kegunaan:
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar
dengan cara disiramkan / dikocor.
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar
dengan cara disiramkan / dikocor.
Urine Kelinci
Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman.
Bokashi 
Bahan:
1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg
3. Bekatul 20 kg
4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg
5. Gula pasir 15 ons
6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
7. Air secukupnya
1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg
3. Bekatul 20 kg
4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg
5. Gula pasir 15 ons
6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
7. Air secukupnya
Cara pembuatan:
Semua
 bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi 
dengan air yang dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, 
sehingga bahan menjadi lembab. Tutup dengan plastik / tenda agar bokashi
 mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, 
dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu 
selama 14-21 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya).
Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya.
Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya.
Bila
 kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur 
gula dan mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi
 tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya
 bahan ini sudah dapat digunakan.
Cara penggunaan:
Untuk
 tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan 
dosis 1-1, 5 ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan
 menjadi 2 ton / Ha.
Pupuk Daun
Bahan:
• Urine kelinci 5 liter
• Urine kelinci 5 liter
• Terasi 10 gram
• Jahe 1 ons
• Kunyit 1 kg
• Susu 1 liter
• Gula jawa 1 kg
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu
selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka.
selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka.
Pupuk Bunga Bahan:
• Nanas 2 buah
• Gula jawa 1 kg
• Air 5 liter
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu
masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.
masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.
Membuat Pupuk Organik Cair(limbah rumah tangga)
Setiap
 orang tidak menginginkan tinggal di tempat yang banyak sampahnya, 
karena bau yang menyengat dari sampah membuat kita tidak merasa 
terganggu. Apalagi jika kesadaran masyarakat untuk mengurangi produksi 
sampah masih sangat rendah. Tentu saja hal ini membutuhkan suatu 
penanganan serta pembinaan yang serius.
Produksi
 sampah yang sangat tinggi merupakan suatu keniscayaan akibat pola 
konsumsi masyarakat yang cenderung untuk memilih produk-produk yang 
menghasilkan sampah. Pada saat yang sama juga diikuti dengan sitem 
penawaran barang dalam kemasan, sehingga berpotensi untuk menimbulkan 
sampah. Belum adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemisahan 
antara sampah organik dan sampah anorganik membuat pengelolaan sampah 
mengalami suatu kendala yang berarti. Sangat jarang warga yang 
menggunakan tempat sampah berbeda untuk memisahkan >sampah organik 
dan anorganik.
Pengelolaan
 sampah tidak bisa hanya menggantungkan peran pemerintah, tetapi juga 
dibutuhkan partisipasi masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya 
pengololaan sampah ini harus mulai ditumbuhkan. Dimulai dengan kesadaran
 untuk memisahkan sampah organik dan anorganik, sehingga dapat 
mengurangi dampak pencemaran sampah terhadap lingkungan. Selain untuk 
mengurangi resiko pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah juga 
bertujuan untuk mengasilkan sesuatu yang lebih berdayaguna. 
Sampah-sampah anorganik bisa dikelola dengan teknologi daur ulang 
sehingg dapat menghasilkan berbagai macam barang yang bermanfaat. 
Sementara itu, sampah basah atau sampah organik bisa dikelola dan 
dimanfaatkan sebagai pupuk, bioetanol, biogas, maupun biodiesel.
Untuk
 mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, maka pada artikel 
ini akan diuraikan bagaimana teknologi sederhana yang dapat diterapkan 
oleh masyarakat. Terutama mengenai teknik pengolahan sampah atau limbah 
rumah tangga menjadi kompos cair.
Peralatan yang Dibutuhkan untuk Membuat Kompos Cair
Peralatan
 utama yang dibutuhkan untuk membuat kompos cari dengan bahan dasar 
sampah atau limbah rumah tangga ini sering disebut dengan istilah 
komposter. Komposter ini merupakan tempat dilakukannya proses 
dekomposisi yang biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotak 
semen yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dan dapat diletakkan baik 
di dalam maupun di luar ruangan. Jika komposter tersebut diletakkan di 
dalam ruangan, maka lubang udara yang dibuat sebaiknya disambung dengan 
pipa yang mengarah ke luar, sehingga bau menyengat yang ditimbulkan 
selama proses dekomposisi tidak menyebar ke dalam ruangan.
Komposter
 sebagai tempat melakukan proses dekomposisi bahan-bahan organik yang 
dimasukkan ke dalamnya, dengan bantuan mikroba aktifator kompos atau 
sering disebut sebagai mikroba dekomposer, dapat mengubah sampah atau 
limbah rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Mikroba
 dekomposer tersebut banyak dijual di pasaran, dengan berbagai merk, 
baik dalam bentuk ragi, bakteri, maupun fungi.
Komposter
 yang dibuat dengan dilengkapi instalasi udara di dalamnya akan 
mempercepat proses penguraian sampah atau limbah-limbah organik dengan 
suatu proses dekomposisi yang dilakukan secara aerob. Instalasi udara di
 dalam komposter selain berfungsi sebagai penyuplai oksigen, juga 
berfungsi sebagai pengatur kelembaban dan suhu di dalam komposter, 
sehingga aktivitas mikroba dekomposer yang dimasukkan ke dalamnya dapat 
bekerja dengan baik. Dengan teknik dekomposisi menggunakan komposter 
ini, proses pengambilan lindi atau air sampah dapat dilakukan dengan 
mudah, karena komposter didesain agar dapat memisahkan antara kompos 
pada dan kompos cair. Bagaimana membuat komposter yang dapat berfungsi 
sebagai wadah pengomposan ini? Berikut ini kami uraikan secara sederhana
 langkah-langkah pembuatn komposter.
Alat Dan Baham Pembuatan Komposter
- Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 13 cm dengan diameteri 1 inchi, 2 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 10 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 9 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 buah
- Sambungan pipa berbentuk T, 1 buah
- Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
- Kran plastik, 1 buah
- Kasa Plastik>
- Lem PVC
- Meteran
- Bor
- Pemotong pipa, bisa menggunakan gergaji>
- Pipa besi berukuran 1 inchi
Cara Membuat Kompos Cair
- Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik, atau pada sisi yang berseberangan, dengan diameter disesuaikan dengan diameter pipa paralon.
- Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
- Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut menggunakan kasa plastik dengan rapi.
- Langkah selanjutnya adalah pemasangan instalasi udara di dalam komposter, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13 cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar 10 cm.
- Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong plasting ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
- Kedua pipa berukuran 13 cm yang berada pada sisi bagian dalam tong plastik disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan salah satu kaki sambungan pipa menghadap ke bawah.
- Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke bawah tersebut disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
- Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran 10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
- Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran plastik dari bagian luar.
Demikian
 pembuatan komposter telah selesai dan siap digunakan. Teknik tersebut 
bisa diaplikasikan untuk pembuatan komposter kapasitas besar, tinggal 
ukuran pipa paralon untuk instalasi udara yang disesuaikan dengan 
kebutuhan.
Teknik Pengomposan
Seperti
 diuraikan di atas, alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik 
cair adalah komposter. Komposter ini merupakan alat yang bisa digunakan 
untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi kompos 
baik dalam bentuk padat maupun cair. Jadi semua sampah yang tergolong 
limbah organik bisa digunakan sebagai bahan, seperti sisa sayur, buah, 
sisa makanan, sisa dapur, bahkan limbah organik dari kebun.
Semua
 bahan dirajang atau dicincang terlebih dahulu agar proses 
dekomposisinya lebih cepat dan sempurna. Selain itu potongan yang 
kecil-kecil bisa memaksimalkan kapasitas atau daya tampung komposter. 
Siapkan bio aktivator atau mikroba dekomposer untuk membantu proses 
penguraian bahan-bahan organik, sehingga proses dekomposisi dapat 
berlangsung lebih cepat. Agar mikroba dekomposer dapat bekerja lebih 
optimal, sebaiknya ditambahkan air cucian beras dan gula merah untuk 
menambah energi mikroba dekomposer tersebut. Larutkan mikroba dekomposer
 dengan 1 liter air. Konsentrasi larutan sesuai dengan petunjuk yang 
tertera pada kemasan produk mikroba dekomposer yang digunakan. Setiap 
merk dagang memiliki rujukan yang berbeda-beda dalam penetapan standar 
larutan. Masukkan semua bahan ke dalam komposter yang sudah disiapkan 
sedikit demi sedikit sambil disiram larutan mikroba dekomposer, sehingga
 pemberian aktivator bisa merata keseluruh bahan. Setelah semua bahan 
dimasukkan lalu tutup rapat-rapat komposter tersebut.
Pada
 awal pemakaian komposter baru bisa menghasilkan air lindi atau kompos 
cair dalam waktu dua minggu. Selanjutnya pengambilan lindi dapat 
dilakukan dalam waktu 2-3 hari sesuai kebutuhan. Pengambilan air lindi 
hanya sebatas kran, karena air lindi di bawah kran dibiarkan saja untuk 
membantu proses dekomposisi. Air lindi tersebut sudah banyak mengandung 
mikroba aktivator sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengomposan.
Air
 lindi yang sudah diambil sebaiknya dicampur lagi dengan mikroba 
dekomposer agar kandungan mikrobanya lebih banyak. Berikan 10 ml mikroba
 dekomposer per liter air lindi. Diamkan selama 2-3 hari, setelah itu 
pupuk organik cair siap untuk diaplikasikan. Pupuk organik cair tersebut
 bisa disimpan selama 1-2 bulan.
Setelah
 proses pengomposan awal berjalan, selanjutnya sampah atau limbah 
organik bisa dimasukkan setiap hari ke dalam komposter. Jika komposter 
sudah penuh, maka kompos padat, merupakan pupuk organik
 padat, yang berada di dalam komposter bisa diambil sesuai dengan jumlah
 sampah atau limbah organik yang akan dimasukkan. Selamat mencoba.
Membuat Pupuk Organik Cair dengan kandungan NPK
Cara
 pembuatan pupuk organik cair (POC) berdasarkan kandungan unsur haranya.
 POC dengan unsur hara N Nitrogen menjadi sangat penting bagi tanaman 
pada fase vegetatif. Kekurangan hara ini akan menyebabkan pertumbuhan 
tanaman menjadi lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu 
rontok. Daun yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul 
daun bagian atas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC berunsur hara N adalah :
- Daun salam 1 kg,
- babadotan 1 kg,
- air kelapa 1 liter,
- bintil akar kacang tanah 1 kg,
- EM TANI 100 cc atau EM4,
- gula pasir 10 sendok.
Cara pembuatan :
Daun
 salam, babadotan, dan bintil akar kacang tanah ditumbuk sampai halus, 
lalu dimasukan ke dalam ember berisi air kelapa yang sudah dicampur EM 
TANI dan gula pasir. Selanjutnya ember ditutup rapat dan dibiarkan 
selama tiga minggu. Setelah itu cairan disaring dan siap untuk 
digunakan. POC dengan unsur hara P Gejala yang ditunjukan tanaman akibat
 kekurangan unsur fosfor adalah daun bawah berubah warna menjadi tua 
atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan 
dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. 
Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah 
terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.
Bahan yang diperlukan untuk membuat POC berunsur hara P adalah :
- batang pisang 1 kg,
- gula pasir 1 ons,
- air 1 liter.
Cara pembuatan
Untuk
 pembuatannya adalah sebagai brikut: 1. Larutkan gula dengan air dalam 
ember dan iris-iris batang pisang. 2. Masuka irisan tersebut pada 
plasitk yang sudah dilubangi sebelumnya atau dibungkus dengan kain kasa,
 lalu ikat jangan samapai irisan batang pisang berceceran. 3. Masukan 
plastik atau kain kasa yang berisi irisan batang pisang ke dalam ember 
yang berisi larutan gula. 4. Supaya tenggelam, platik atau kain kasa 
diberi pemberat. 5. Tutup ember rapat-rapat. 6. Setelah dua minggu 
irisan batang pisang dikeluarkan dari pembungkusnya, kemudian 
diremas-remas sampai airnya habis. 7. Setelah disaring, larutan siap 
digunakan.
Bahan yang dipeelukan untuk membuat POC dengan unsur hara K adalah :
- sabut kelapa sekitar 5 kg
- air 100 liter
Cara pembuatan
Sabut
 kelapa dicacah, lalu dimasukan kedalam drum. Setelah itu, drum diisi 
air dan ditutup rapat. Supaya sabut kelapa tidak berantakan, sebaiknya 
dimasukan kedalam wadah (seperti irisan batang pisang), diikat dan 
diberi pemberat agar tenggelam. Setelah dibiarkan selama dua minggu air 
akan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Selanjutnya air disaring 
dan siap untuk digunakan.
Kalium
 sangat penting bagi tanaman khususnya pada fase generatif, terutama 
dalam pembentukan biji, supaya biji tersebut bernas (berisi). Ciri 
tanaman yang kekurangan kalium adalah daun mengkerut atau keriting, 
timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan
 akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan 
lama.
Aplikasi pada tanaman padi
Untuk
 merangsang pertumbuhan anakan semprotkan POC yang mengandung hara N dan
 P saat tanaman berumur 0-56 hari dengan interval seminggu sekali. Dosis
 yang digunakan untuk tangki yang berkapasitas 14 liter adalah 1 liter 
POC “N” ditambah 20 cc POC “P”. - Untuk merangsang pembungaan dan 
pembentukan biji yang bernas (berisi), semprot tanaman saat berumur 63 
hari sampai biji padi terlihat menguning dengan interval seminggu 
sekali. Dosis yang digunakan adalah 40 cc POC “P” dicampur dengan 1 
tangki (14 liter) POC “K”.
DAFTAR PUSTAKA
- Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.