Bagaimana hukum wanita saat haid masuk masjid
Wanita haidh tidak boleh masuk masjid sesuai dengan firman Allah
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقۡرَبُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمۡ
سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعۡلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي
سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغۡتَسِلُواْۚ
Wahai
orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat ketika kamu dalam keadaan
mabuk, sampai kamudan sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu
hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati saja,
sebelum kamu mandi (mandi junub). (QS. An-Nisa’ : 43)Dan hadis,
إني لا أحل المسجد لحائض ولا جنب
“Saya
tidak menghalalkan (melarang keras) orang yang haidh dan junub (masuk/berdiam)
dalam masjid”. (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah)Lantas bagaimana jika dalam keadaan yang sangat dihajatkan, maka dibolehkan selama tidak sampai mengotori masjid
Alasannya adalah sebagai berikut:
Pertama,dalam hadits riwayat Muslim disebutkan,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله و عليه و سلم: نَاوِلِيْنِى الْجُمْرَةَ مِنَ الْمَسْجِدِ. فَقُلْتُ: إِنِّيْ
حَائِضٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ
فِى يَدِكِ.
Dari
‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda padanya, “Ambilkan untukku khumroh (sajadah kecil) di masjid.”
“Sesungguhnya aku sedang haid”, jawab ‘Aisyah. Lalu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya haidmu itu bukan karena
sebabmu” (HR. Muslim no. 298).Kedua, bolehnya orang kafir atau musyrik masuk masjid.
Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang kafir boleh masuk masjid selain Masjidil Haram. Karena Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ
إِنَّمَا ٱلۡمُشۡرِكُونَ نَجَسٞ فَلَا يَقۡرَبُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ بَعۡدَ عَامِهِمۡ
هَٰذَاۚ
Wahai
orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor
jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidil haram setelah tahun ini. (QS.
At-Taubah : 28)Jika orang kafir saja boleh masuk masjid, padahal bisa dipastikan ada najis di badan mereka, diantaranya haid, karena memang mereka tidak perduli dengan kesucian badan, tentu wanita muslimah yang haid, yang sudah tentu menjaga diri dari najis, lebih boleh untuk masuk masjid.
Ketiga, keumuman sabda Rasulullah ﷺ,
المسلم لا ينجس
Muslim
itu tidaklah najis. (HR. Bukhori dan Muslim)Keempat, hadis dari Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Nabi pernah berpesan kepada beliau saat beliau menunaikan haji dalam kondisi haid,
إِنَّ ذَلِكِ شَيْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى
بَنَاتِ آدَمَ، فَافْعَلِي مَا يَفْعَلُ الحَاجُّ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِي بِالْبَيْتِ
حَتَّى تَطْهُرِي
Sesungguhnya
haid adalah perkara yang telah Allah tetapkan untuk putri Adam. Lakukan seperti
yang dilakukan jamaah haji, hanya saja kamu tidak boleh towaf di Ka’bah sampai
kamu suci. (HR. Bukhari 294 dan Muslim 1211)Rasulullah tidak melarang Ibunda Aisyah untuk masuk Masjidil Haram. Yang beliau larang hanya towaf mengelilingi Ka’bah, karena memang towaf adalah sholat, hanya saja dibolehkan berbicara. Dan wanita haid, memang tidak boleh melakukan sholat.
Wallahu A’lam
Sumber:https://www.muisumut.com/blog/2019/07/09/hukum-wanita-haid-masuk-masjid/